WELCOME....

Ketidaksempurnaan hutan di lereng gunung menjadi pemandangan yang indah karena dilihat dari kejauhan. Ketidaksempurnaan manusia pun menjadi indah kalau kita bersedia menciptakan "jarak", agar jelas perbedaan antara engkau dan aku. Allah pun membuat "jarak" dengan manusia, yakni dengan menganugerahkan kehendak bebas untuk mengasihi, bukan untuk berbuat dosa! Jarak yang dibangun menuntut resiko ditolak

Selasa, 17 Agustus 2010

Tidak sekedar "Kursi Kosong"

oleh Blasius Full pada 15 Juli 2010 jam 21:43



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0NSvMVJMtMmnX4ArWS8-9AI6sPEQMgxa_Ygh1l1Y_YxUAFEDNwY_nOnL-bkezPCTPK_-hNIuFZNcEady46UED6sBNX9Tr4FG2UdjeIT049UUwUNlG4TF0090YqjgewJe1RIHdUwPbECk/s1600/empty+seat.jpg
Kita sering mendengar nasihat orang tua pada anaknya, "Nak, gunakan tangan manis kalau menerima permen dari orang lebih tua ya. Jangan gunakan tangan kiri, tangan kiri tidak baik untuk memberi dan menerima permen!" Padahal, banyak orang yang sudah dewasa menggunakan tangan kanan untuk menampar, memukul, bahkan membunuh, dan bertindak kekerasan kepada orang lain.Jadi, apa masih perlu tangan kanan itu dikatakan tangan yang manis? Banyak orang masih menganggap perlu, karena kuatir anaknya jadi orang yang tidak tahu sopan santun.

Demikian juga, nasihat seperti ini, "Nak, berbahasalah yang sopan ya, pada orang tuamu, jangan suka membentak, jangan suka protes!" Dalam perjalanan waktu, ternyata banyak orang tua suka membentak anaknya karena tidak sabar dan memaksakan kehendaknya. Banyak anak tidak boleh protes hanya karena orang tua tidak mau repot. Jadi kenapa mengajarkan anak untuk sopan santun kepada orang tua, tapi apakah orang tua juga belajar sopan kepada anak-anaknya?

Belajar sopan santun dengan anak, berarti belajar mendengarkan suara, teriakan, keluhan dan keterbatasannya. Namun, banyak anak menangis masih dimarah-marahi karena dituding sebagai anak cengeng. Banyak anak teriak minta tolong untuk ditemani belajar, malah orang tua mengatakan, "Kamu harus belajar dong sekarang, seperti bapak ibumu dulu. Bapak Ibu sekarang ya menikmati kebebasan dong, masak suruh menderita terus sih? Adil dong, kamu belajar, bapak ibu nonton TV! Jangan ngiri, tunggu kamu nanti besar!" Kata-kata itu mungkin ada gejala, luka-luka batin masa lalu yang belum sembuh, sehingga meminta anaknya juga "ikut menderita" seperti dirinya dulu. Itulah pentingnya kenapa jadi bapak ibu membutuhkan penyembuhan luka-luka batin sebelum menikah! Atau minimal ada penyadaran, agar tidak berlarut-larut hidup dalam luka batin yang mengganggu relasi dengan anak-anaknya dan saudaranya.

Penyembuhan luka batin itu bukan rekayasa manusia, tapi anugerah Allah sendiri,yang boleh diminta kapan saja dan berulang kali, sampai kita merasakan ada perubahan diri. Penyembuhan luka batin dapat mulai dari

PERTAMA, carilah KURSI KOSONG, dan imaginasikan sambil tutup mata, Allah sedang "duduk" di depanmu! Ia sudah bersedia mendengarkan hatimu. Mohonlah terang Roh Kudus, agar membantu kita untuk menatap luka-luka batin yang menyakitkan di masa kecil, kanak kanak, remaja, sampai dewasa dan sampai sekarang ini. Pejamkan mata, duduklah dengan rileks, dan biarkanlah silih berganti ada banyak "FILM" masa lalu yang berputar kembali. Rasakanlah kehadiran masa lalu itu, tapi juga yakinlah Allah pun sedang hadir bersamamu melihat FILM MASA LALU-mu.

KEDUA, cobalah rumuskan perasaanmu, kesedihanmu, kegelisahanmu. Kalau bisa, katakanlah dalam doa, apa yang paling membuat perasaanmu tersiksa? Katakanlah sejujurnya kepada Tuhan. Katakanlah, semuanya. Kalau ada orang orang yang membencimu, atau engkau benci karena masa lalu itu, katakanlah perasaanmu itu, namun PUTUSKANLAH untuk mengampuni orang orang itu. Mintalah Roh-Nya untuk membantumu mengampuni orang orang itu.

KETIGA, setelah mengampuni, mohonlah agar Allah menyembuhkan luka-luka batinmu. Tetaplah pejamkan mata, lalu taruhlah kedua telapak tanganmu terbuka di atas paha, tariklah nafas pelan pelan, lalu rasakanlah Allah yang menumpangkan tangan-Nya di atas kepalamu. Iya sedang mengalirkan energi kasih-Nya untuk menyembuhkan seluruh hidupmu. Rasakanlah tangan-Nya sedang memegang bahumu, Ia berkata padamu, "Anak-Ku, Aku bergembira, karena ketulusan hatimu. Masa lalu hidupmu yang pahit sudah Kujadikan harta-Ku, hati-Ku menjadi hatimu. Aku sudah mengampunimu sebelum engkau memohon pada-Ku. Karena itu, Aku tetap memberimu kebebasan agar engkau tidak terpaksa mengasihi Aku dan sesamamu. Begitu pula Aku mempercayakan anak-anakmu kepadamu, meski engkau rapuh, karena Roh-Ku selalu menyertaimu. Mulai sekarang, janganlah berbuat dan bersikap keras pada anak-anakmu, karena Aku juga hadir dalam diri anak-anak-Mu. Kalau engkau menampar anakmu, Aku berteriak kesakitan bersama anakmu. Kalau engkau tidak meremehkan anakmu, Akulah yang akan membela anakmu. Kalau engkau membentak-bentak anakmu, moga-moga engkau ingat, Aku hadir dan tinggal dalam diri anakmu. Mulailah hidup baru, aku sudah menyembuhkanmu!

KEEMPAT, ungkapkahlah syukur kepada Allah,yang telah menyembuhkanmu...bukalah matamu, dan lihatlah kursi kosong itu, tidak lagi sekedar kursi kosong, karena kursi kosong tadi sudah menjadi "tempat Allah" berbincang-bincang denganmu!


Semoga hari esok ada banyak kesegaran dalam hidup keluargamu bersama anak-anak karena Allah yang penuh kasih menjadi anggota keluargamu dan tinggal bersamamu sampai kapan pun.

Warm regards

Tidak ada komentar: