WELCOME....

Ketidaksempurnaan hutan di lereng gunung menjadi pemandangan yang indah karena dilihat dari kejauhan. Ketidaksempurnaan manusia pun menjadi indah kalau kita bersedia menciptakan "jarak", agar jelas perbedaan antara engkau dan aku. Allah pun membuat "jarak" dengan manusia, yakni dengan menganugerahkan kehendak bebas untuk mengasihi, bukan untuk berbuat dosa! Jarak yang dibangun menuntut resiko ditolak

Sabtu, 21 Agustus 2010

Jangan pernah lelah untuk mencintai sesama

August 21, 2010 - Posted by kang tajib
undefined
Ba’da Salah Tarwih, 20 Agustus 2010, di pelataran rumah saya,  di pinggir sawah. Enampuluhan teman dari berbagai (latar) agama dan mazhab duduk melingkar saling bergantian menyampaikan pengalamannya pernah berteman dengan Romo Slamet yang beberapa waktu lalu dipanggil Tuhan..
Romo itu orang yang jujur dan tekun, kata Romo Sumanto. Dia berjuang untuk bisa jadi romo, dan selalu  gagal. Tapi karena kejujuran dan ketekunannya, dia akhirnya sukses. Sepanjang umurnya, dia abdikan hidupnya untuk pelayanan umat. Dan dia pun bisa mepertanggungjawabkan semua model pengabdian itu.
Romo itu orang yang susah dipahami, dan kami yang telat mikir baru paham setelah kejadian, kata Atmaji. Contohnya dalam pembuatan dekorasi suatu acara. Biasanya kami hanya membikin dengan kertas atau gabus. Tapi romo menginginkan yang aneh-aneh, seperti pake daun ini dan itu, pohon ini dan itu. Kami pikir itu terlalu berlebihan. Tapi begitu jadi, romo menceritakan mengapa mesti demikian. Bahwa dekorasi pake pohon-pohon itu akan bisa menjadikan kita lebih mencintai alam.
Romo juga seorang yang tidak mempedulikan dirinya bila membantu orang lain. Wawan menceritakan dirinya saat acara di tempat yang dingin. Romo itu punya penyakit asma, dan ketika itu  sedang parah-parahnya. Tapi ketika kami tanya apa romo bisa membantu kami di acara itu, romo bilang siap tanpa mempedulikan kesehatannya.
Romo itu hidup bukan di dunia yang penuh dengan tepuk tangan, tapi totalitasnya dalam melayani  umat luar biasa. Tokoh agama lain perlulah belajar banyak dari beliau. Saya salut walau saya tidak banyak bergaul dengan dirinya, kata abduh dari Muhammadiyah.
Semangat berbagi romo luar biasa. Saya kira cuma saya yang banyak diberi ilmu oleh beliau, kata Ari, eh ternyata semua orang memang diberi hal serupa. Iin juga membenarkan semangat berbagi itu dalam kontek pendidikan anak dan keluarga. Juga Supra menjelaskan pengalaman tentang pelajaran mengenai analisa masalah yang dipelajari dari romo.
Romo itu orang yang luar biasa, walau pun dia Katolik dan saya Muslim tapi saya merasa dia sebagai bapak saya sendiri, kata Supra.
Dan banyak lagi pernyataan teman-teman di malam itu. Teman-teman tidak hanya katolik, tapi juga Muslim dan lainnya. Pernyataan berupa pengalaman setelah berteman dengan romo Slamet. Yang meninggal beberapa hari lalu, di umurnya yang masih muda, 42 tahun. Dan mereka merasa kehilangan dengan berpulangnya romo ke pangkuan Tuhan.
Ya, acara yang dimoderatori kang kholid itu memang untuk mengenang Romo Slamet. Seorang katolik yang hidupnya, khususnya saat di Kebumen antara 2004-2009, tidak pernah membuat sekat-sekat keagamaan dalam mencintai sesama. Ya, romo adalah orang yang tanpa lelah sepanjang hidupnya, khususnya saat di Kebumen, untuk mencintai sesama. Cinta yang diujudkan dalam bentuk memberdayakan orang-orang di sekitarnya.
Acara bertajuk “Jangan Pernah Lelah untuk Mencintai Sesama” malam itu ditutup dengan doa, untuk kedamaian romo juga untuk semua yang hadir agar mendapatkan semangat untuk bisa melajutkan semangat romo, untuk terus jangan lelah mencintai sesama demi hidup yang lebih bermartabat. Amin.

Tidak ada komentar: