oleh Blasius Full pada 20 Januari 2010 jam 5:55
Seorang tukang roti di sebuah desa kecil membeli satu
kilogram mentega dari seorang petani.
Ia curiga bahwa mentega yang dibelinya tidak
benar-benar seberat satu kilogram.
Beberapa kali ia menimbang mentega itu, dan benar,
berat mentega itu tidak penuh satu kilogram.
Yakinlah ia, bahwa petani itu telah melakukan kecurangan.
Ia melaporkan pada hakim, dan petani itu dimajukan ke
sidang pengadilan.
Pada saat sidang, hakim berkata pada petani,
"Tentu kau mempunyai timbangan?"
"Tidak, tuan hakim," jawab petani.
"Lalu, bagaimana kau bisa menimbang mentega yang kau
jual itu?" tanya hakim.
Petani itu menjawab, "Ah, itu mudah sekali dijelaskan,
tuan hakim. Untuk menimbang mentega seberat satu
kilogram itu, sebagai penyeimbang, aku gunakan saja
roti seberat satu kilogram yang aku beli dari tukang
roti itu.
Ternyata roti yang dijual tukang roti itupun
beratnya kurang dari 1 kg . . . . . . . . . .
Dan tukang roti itupun harus berhadapan dengan hakim.
"Smiley...! Cukup banyak contoh, kekesalan kita pada
orang lain berasal dari sikap kita sendiri pada orang
lain.
sent by haryono99@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar