WELCOME....

Ketidaksempurnaan hutan di lereng gunung menjadi pemandangan yang indah karena dilihat dari kejauhan. Ketidaksempurnaan manusia pun menjadi indah kalau kita bersedia menciptakan "jarak", agar jelas perbedaan antara engkau dan aku. Allah pun membuat "jarak" dengan manusia, yakni dengan menganugerahkan kehendak bebas untuk mengasihi, bukan untuk berbuat dosa! Jarak yang dibangun menuntut resiko ditolak

Selasa, 05 Oktober 2010

Haruskah Hati Menciptakan Jarak ??

oleh Blasius Full pada 09 Januari 2010 jam 23:48

Suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya,
"Mengapa ketika seseorang sedang dalam keadaan marah,
ia akan berbicara dengan suara kuat atau berteriak?"

Seorang murid setelah berpikir cukup lama mengangkat
tangan dan menjawab, "Karena saat seperti itu ia
telah kehilangan kesabaran, karena itu ia
lalu berteriak."

"Tapi..." sang guru balik bertanya, "lawan bicaranya
justru berada di sampingnya. Mengapa harus berteriak?
Apakah ia tak dapat berbicara secara halus?"

Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang
dikira benar menurut pertimbangan mereka. Namun tak
satu pun jawaban yang memuaskan.
Sang guru lalu berkata, "Ketika dua orang sedang
berada dalam situasi kemarahan, jarak antara ke dua
hati mereka menjadi amat jauh walau secara fisik
mereka begitu dekat. Karena itu, untuk mencapai jarak
yang demikian, mereka harus berteriak. Namun anehnya,
semakin keras mereka berteriak, semakin pula mereka
menjadi marah dan dengan sendirinya jarak hati yang
ada di antara keduanya pun menjadi lebih jauh lagi.
Karena itu mereka terpaksa berteriak lebih keras lagi."

Sang guru masih melanjutkan, "Sebaliknya, apa yang
terjadi ketika dua orang saling jatuh cinta?
Mereka tak hanya tidak berteriak, namun ketika mereka
berbicara suara yang keluar dari mulut mereka begitu
halus dan kecil. Sehalus apa pun, keduanya bisa
mendengarkan nya dengan begitu jelas. Mengapa demikian?"

Sang guru bertanya sambil memperhatikan para muridnya.
Mereka nampak berpikir amat dalam namun tak satupun
berani memberikan jawaban.

"Karena hati mereka begitu dekat, hati mereka
tak berjarak. Pada akhirnya sepatah katapun tak
perlu diucapkan. Sebuah pandangan mata saja amatlah
cukup membuat mereka memahami apa yang ingin
mereka sampaikan."

Sang guru masih melanjutkan, "Ketika Anda sedang
dilanda kemarahan, jangan lah hatimu
menciptakan jarak. Lebih lagi hendaknya kamu tidak
mengucapkan kata yang mendatangkan jarak di
antara kamu. Mungkin di saat seperti itu,
tak mengucapkan kata-kata mungkin merupakan cara
yang bijaksana. Karena waktu akan membantu Anda."

1 komentar:

Anonim mengatakan...

ini renungan yang bagus sekali...
thanks Andreas sudah bikin blog ini, Tuhan memberkati