WELCOME....

Ketidaksempurnaan hutan di lereng gunung menjadi pemandangan yang indah karena dilihat dari kejauhan. Ketidaksempurnaan manusia pun menjadi indah kalau kita bersedia menciptakan "jarak", agar jelas perbedaan antara engkau dan aku. Allah pun membuat "jarak" dengan manusia, yakni dengan menganugerahkan kehendak bebas untuk mengasihi, bukan untuk berbuat dosa! Jarak yang dibangun menuntut resiko ditolak

Selasa, 05 Oktober 2010

Doa Panurata & Judesanti

oleh Blasius Full pada 10 Januari 2010 jam 17:41

Suatu saat, di malam minggu, Tuhan mendengarkan doa permohonan Panurata, dan Judesanti, berdoa kepada Tuhan, agar mereka diberi calon suami dan calon isteri untuk mereka masing masing. Mereka berdoa dari rumah masing-masing setelah malam minggu mereka sempat jalan-jalan bersama di sekitar Taman "Firdaus".

Panurata, seorang pemuda yang "gantheng", dan "kasep pisan", yang baru saja lulus sarjana sastra, memanjatkan doa permohoan begini.

"Tuhan, aku bersyukur engkau telah memberi wajah yang gantheng, apalagi kalau dibandingkan dengan teman temanku di kampus dulu. Karena itu, setelah aku jadi sarjana, aku ingin menikah dengan seorang gadis yang cantik. Aku ingin dia memiliki wajah dan tubuh yang tinggi semampai sekitar 170 cm. Aku ingin sekali isteriku berwajahkan seperti Stefania Vernandez dari Venezuela, "Miss World 2009". Calon isteriku nanti mesti pinter memasak, pinter merawat dan mendidik anak, serta pinter memasak. Berikanlah aku seorang istri yang tidak judes, galak dan mudah komentar, atau cerewet. Namun, berilah aku istri, yang pendiam, pengertian n jangan sampai dia mudah curiga, namun mudah percaya kepadaku! Berilah aku istri yang setia, Tuhan, tidak mudah untuk curhat kepada orang lain, melainkan istri yang tahan uji, sabar, dan mudah mengampuni kesalahan suaminya. 

Tuhan, aku percaya, engkau mau mendengarkan doaku dan mengabulkan doaku ini! Amin

Di malam yang sama, Tuhan pun mendengarkan permohonan Judesanti, seorang wanita yang baru saja lulus sarjana akuntansi, yang ingin menikah di tahun depan. Beginilah dia berdoa!

"Tuhan, aku bahagia sekali, karena engkau telah memberikan aku wajah yang cantik, dan tubuh yang sungguh-sungguh menarik banyak pemuda! Namun, di tahun depan, aku ingin menikah dengan seorang pria yang "macho" dan maskulin. Aku ingin, dia adalah pria yang gagah, sehat dan tidak mudah sakit sakitan. Kuberharap, calon suamiku itu orang yang cerdas, dan pinter untuk mengatasi problem rumah tangga. Namun dia juga orang yang jujur, bisa dipercaya, sederhana hidupnya! Aku ingin dia orang yang tidak mudah mengeluh dan kekanak-kanakan, serta tidak suka menuntut pada isterinya, di saat aku jadi wanita yang suka berbelanja di shopping. Aku ingin tetap jadi wanita yang bisa shopping di kala aku stress, meskipun menghabiskan uang banyak, namun itulah obat satu-satunya untuk mengatasi kekuranganku. Jadi kumohon dengan sangat, carikanlah aku seorang pengusaha besar, yang tidak akan kehabisan uang, di saat aku ini membutuhkan uang banyak sebagai obat mujarab kelelahanku setelah mengurus anak setiap hari. Aku mohon calon suamiku itu sungguh sungguh orang yang mau mengerti meski aku patut disalahkan. 

Tuhan aku percaya engkau mau mengabulkan doaku yang tidak sempurna ini!

Setelah mendengar doa mereka, Tuhan pun menjawab doa pria dan wanita itu, 

"Anak-anak-Ku, terimakasih kalian semua jujur pada-Ku. Kalian mau mengatakan keinginanmu yang begitu indah. Siapakah pria dan wanita yang tidak akan bahagia mendapatkan suami dan isteri yang cocok dengan selera, keinginan dan harapannya? Namun sayang sekali, Aku, Tuhanmu, tidak punya seorang wanita seperti yang diminta Panurata. Aku juga tidak sanggup memberikan calon suami yang diminta Judesanti. Aku sebenarnya prihatin kenapa kalian semua meminta yang sangat "sempurna menurut dirimu", padahal kalian semua tidak sempurna. Tetapi kalian meminta yang sempurna. Aku tidak memiliki manusia yang sempurna. Justeru karena pria dan wanita tidak ada yang sempurna, kalian dipanggil untuk saling menyempurnakan dalam perkawinan. Aku akan merestui perkawinan kalian, namun aku tidak pernah akan memberikan calon suami dan calon isteri yang sempurna. Aku akan memberimu pilihan untuk menjadikan salah satu dari antara pria dan wanita yang engkau kenal, engkau tentukan sendiri, menjadi calon pasangan hidupmu. Siapapun pilihanmu, hiduplah untuk saling menyempurnakan, agar makin sempurna seperti Bapa sempurna di surga."

Esok paginya, Judesanti ketemu Panurata di kantornya, CU "Cikal Bakal". Judesanti menatap Panurata dan menyalami dengan tangan yang gemetar dan dingin. Begitulah juga dengan Panurata, ia menyapa dengan terbata-bata, "Neng Judes, apa semalam kita ketemu? Kok Tuhan menyebut namamu dalam doaku?" Sahut Judesanti, "Akang, aku juga merasakan, semalam kita ketemu! Tuhan juga menyebut namamu! Tapi di mana ya kita bertemu? Sambil mata memandang ke depan agak kosong pandangannya, Panurata bercerita, "Semalam aku berdoa meminta jodoh, seorang wanita yang sangat sempurna menurutku, tapi Tuhan tidak mau mengabulkan!" Judesanti pun dengan loyo bercerita, "Sama, Akang! Aku berdoa minta jodoh, tapi Tuhan mengatakan aku ini tidak adil, aku ini orang tidak sempurna kok malah mencari yang sempurna!" Panurata lalu menambahkan, "Jadi, kita doa dengan intensi yang sama ya...?" Jawab Judesanti, "Ternyata intensi doa kita itu sama, Kang". Lanjut Panurata, "Jadi, gimana dong baiknya?" Jawab Judesanti, "Iya nggak gimana gimana Akang! Kita lihat saja, nanti. Terima kasih ya..sudah sharing pagi ini untukku!" Jawab Panurata, "Iyaa, tapi kalau bisa....!" Judesanti memotong, "Kalau bisa apa?" Sahut Panurata, "Nggak jadi ah....! Thanks ya..." Jawab Judesanti, "Iya, sama sama, aku pamit ya..!" 

Judesanti lalu pulang ke rumahnya setelah membayar iuran wajib dan sukarela di CU Cikal Bakal.

Tidak ada komentar: