oleh Blasius Full pada 10 Januari 2010 jam 3:28
Foto di atas meja
Seorang artis tengah dirundung malang.
Lantaran mencandu narkoba, ia terserang penyakit
maut HIV. Kini ia tergolek sekarat di rumah.
Seorang teman datang mencoba menghibur dan
meneguhkan imannya. Namun dosa-dosa yang telah
diperbuat membutakan mata si artis. Ia putus asa.
"Aku berdosa," akunya memelas, "Aku telah
menghancurkan hidupku dan kehidupan banyak orang
di sekelilingku. Kini aku akan tersiksa di neraka. Tak ada
lagi yang bisa kuperbuat."
Dari sisi tempat tidurnya, sang teman melihat sebuah
potret gadis kecil yang cantik terpigura di atas meja.
"Ini foto siapa?" katanya.
Mendengar pertanyaan itu sang artis antusias,
semangat hidupnya tergerak kembali, "Oh, itu foto putriku.
Dialah mutiara hidupku, ia satu-satunya yang indah
dalam hidupku."
"Apakah kamu akan menolongnya bila ia
mendapat kesulitan, atau melakukan kesalahan?
Maukah kamu memaafkan dia? Apakah kamu
masih mencintainya?"
"Tentu saja." Jawab sang artis antusias. "Aku akan
lakukan apapun demi dia. Mengapa kau
lontarkan pertanyaan seperti ini?"
"Saya ingin kau tahu," jawab sang teman,
"Bahwa Tuhan juga memiliki foto dirimu di atas meja-Nya."
Wajah artis itu terkesiap. Sudah terlalu lama ia tidak
mendengar kata Tuhan, apalagi mengucapkannya.
Sastrawan Rusia, Leo Tolstoy, dalam karyanya
Last Diaries pernah menulis, kamu selalu saja
berpikir tentang orang lain, padahal Tuhan selalu
memikirkan kamu. Apalagi sesungguhnya, Tuhan itu
sering mengunjungi kita, namun kita kerap kali tidak ada
di rumah.
sent by haryono@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar